berusaha dan bekerja serta yakin dengan kemampuan yang kita miliki sebenarnya lebih dari yang dimiliki orang lain
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 27 Maret 2012

Perubahan Iklim dan Terganggunya Ekosistem Jadi Sebab Merebaknya Tomcat


Sumber Berita : Sekretariat Jenderal Deptan

Jakarta – Terganggunya ekosistem Tomcat disinyalir menjadi salah satu sebab merebaknya serangga kumbang tersebut ke pemukiman penduduk. Demikian dikatakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Litbang), Dr.Ir. Haryono, M.Sc di Jakarta beberapa waktu lalu. Menurutnya, fenomena munculnya serangan Tomcat sudah ada sejak dulu. Bahkan, serangga tersebut biasa ada di sekitar rumah karena hidupnya banyak pada tumbuhan dan rumput-rumputan. “Kumbang ini sudah ada sejak lama. Jadi bukan serangan baru dan tidak mematikan,” katanya.

Indonesia – Vietnam Jajaki Kerjasama di Bidang Riset dan Pengembangan Padi Hibrida

Sumber Berita : Biro Umum dan Humas Deptan

Jakarta – Pemerintah menyatakan ketertarikannya melakukan kerjasama di bidang riset dan pengembangan padi hibrida di Vietnam. Bibit yang akan dikerjasamakan pengembangannya oleh Indonesia dan Vietnam tersebut berasal dari China. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA saat menggelar jumpa pers di Jakarta pada Senin (19/3/2012) usai menghadiri Konferensi FAO Kawasan Asia Pasifik ke 31 di Hanoi, Vietnam pada tanggal 15 – 16 Maret 2012.

Dijelaskan Mentan, selain kerjasama riset dan pengembangan padi hibrida, Pemerintah Indonesia juga menyampaikan keinginannya untuk melakukan investasi terkait ketahanan pangan di Vietnam.
“Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Vietnam, Dr. Cao Duc Pat,Indonesia berminat melakukan kerjasama dengan Vietnam dalam bidag riset dan pengembangan padi hibrida serta investasi terkait ketahanan pangan,” kata Mentan. 
Menurut Mentan, di bidang pertanian, Vietnam  mampu mencapai surplus beras hingga 10 juta ton per tahun karena negara tersebut mampu memproduksi padi sebanyak 40 juta ton gabah kering giling atau setara 24 juta ton beras. Padahal kebutuhan beras untuk konsumsi negara yang berpenduduk sekitar 86 juta jiwa tersebut hanya sekitar 12 juta ton per tahun.

Lebih lanjut dikatakan Mentan, luas lahan baku di Vietnam saat ini hanya seluas 4,3 juta hektare, lebih rendah daripada Indonesia yang mencapai 7,9 juta hektare."Namun demikian negara tersebut mampu panen sebanyak tiga kali setahun dengan produktivitas sekitar 5,2 ton per hektare sehingga produksi mencapai 40 juta ton GKG. Sementara itu, produktivitas tanaman padi di Indonesia hanya 5,1 ton/hektare dengan panen hanya dua kali dalam setahun,” jelas Mentan. Potensi produktivitas di Vietnam tersebut bahkan mampu meningkat hingga 9 – 10 to per hektar apabila menggunakan padi hibrida. 

Senin, 26 Maret 2012

DAFTAR PANITIA FESTA XXXIII


DAFTAR PANITIA FESTIVAL  TANAMAN XXXIII  
'' CINTA INDONESIA, CINTAI BUAH LOKAL"


PDD
Koordinator: Rizal Mahdi K.                                               
Sekretaris: Dita
PJS:
Anggota:     

Jumat, 23 Maret 2012

PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM) KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH 341)
PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM) KELAPA SAWIT (PENUNASAN, PENGENDALIAN GULMA, DAN PEMUPUKAN)






Disusun oleh:
Kelompok B1
Nama Anggota:



DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Chord Bondan Prakoso & Fade 2 Black Kau Puisi

[intro] G Em C D G


   G

Yo baby kau sosok yang punyai arti
Kau Puisi ketika datang sepi
  Em
Saat nikmati indah sunset pantai kuta
Hadirmu jadi pelengkapku di tata surya
C  
Aku butuh dunia.. dan kau
  D             
sebagai pendamping ketika ku rasakan galau
G
Aku butuh cinta.. dan kau           
adalah tema saatku rasakan galau

    G
Kau ada untuk melengkapi diriku
Kau tercipta untuk menutupi kekuranganku
Em
L. O. V. E. yang membuatku bisa bertahan
Seperti rumput yang tak kan tumbang oleh topan
 C
Emosi, perasaan, jaminan rasa aman
    D
Kau sanggup taklukan hati dengan sebuah senyuman
G
Aku berdiri karna kau hadir di sisi
Your my everything baby.. 
kau takkan pernah terganti..

[chorus]
G              Em 
Kaulah belahan hatiku
         C
yang terangi aku
       G
dengan cintamu

G             Em
Kau hangatkan jiwaku
         C     D
dan slimuti aku
       G
dengan kasihmu

G 
Ku coba gapai apa yang kau ingin
Saat ku terjatuh sakit kau adalah aspirin
  Em
Coba menuntunmu agar ada di dalam track
Kau catatan terindah di dalam teks
C
Dan aku mengerti apa yang kau mau, 
   D
hargai dirimu, menjadi imammu
      G
Karna kau diciptakan dari tulang rusukku
selain itu karna kau bagian dariku.


Em              C 
Dan dirimu damaikan.. 
    G
hatiku.. yeah.. 
        Em
Dan artimu.. 
     C         G
tak akan.. berakhir..

[outro] Em C G D 2x Em

COMING SOON

FESTIVAL TANAMAN KE XXXIII/33 AKAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 11-14 OKTOBER 2012 DI KAMPUS IPB BARANANG SIANG, DITUNGGU PARTISIPASI DARI SPONSOR ATAUPUN DONASI. SERTA MOHON DOANYA SEMOGA ACARA FESTA XXXIII BISA BERMANFAAT BAGI KAMPUS DAN DAPAT DITERIMA MASYARAKAT LUAS. AMIN

Selasa, 06 Maret 2012

Cara Budidaya Kacang Tanah

Cara Budidaya Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K – 3 ).
Cara Budidaya Kacang Tanah
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
c. Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
d.Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2.2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b. pH antara 6,0-6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
d. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
2.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e. Kadar air benih berkisar 9-12 %.
3.1.2. Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
3.2.2. Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
3.2.3. Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 – 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
3.2.4. Pemberian Natural GLIO
Untuk mencegah terjadinya serangan jamur berikan Natural GLIO. Pengembangbiakan Natural GLIO dengan cara: 1-2 sachet Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik) . Pemberian Natural GLIO pada sore hari.
3.2.5. Pemberian Pupuk Makro dan SUPER NASA
Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
a. Pupuk kandang 2 – 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
c. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA.
Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb :
alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan.
Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3.3.3. Perendaman Benih dengan POC NASA
Pilih benih yang baik dan agar benih dapat berkecambah dengan cepat dan serempak, benih direndam dalam larutan POC NASA (1-2 cc/liter air) selama + 0,5 1 jam.
3.3.4. Cara Penanaman
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong.
Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.
3.4.3. Pemberian POC NASA dan HORMONIK
Penyemprotan POC NASA dilakukan 2 minggu sekali semenjak berumur 1-2 minggu (4-5 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan.
3.4.5. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.
3.4.6. Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
b. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
c. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
d. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
e. Kumbang Daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.
3.5.2. Penyakit
a. Penyakit layu atau “Omo Wedang”
Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
b. Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
c. Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
d. Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
e. Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
f. Penyakit Karat
Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]