Pernyataan Dr, Ir. Suswono, Menteri Pertanian, tersebut disampaikan
pada waktu Acara Panen Kedelai dan Temu Wicara di Desa Sidolaju,
Kecamatan Widodaren, Ngawi, Jawa Timur (9/1/2012). Menteri Pertanian
menyatakan bahwa tahun 2014, swasembada kedelai harus dapat diwujudkan.
Hal ini didasarkan pada potensi kawasan hutan milik Perhutani yang
mencapai 1,6 juta ha yang dapat ditanami dengan tanaman pangan dan
potensi varietas unggul kedelai yang dapat mencapai 2,5 – 3 ton/ha. Jika
20 persen dari 1,6 juta ha lahan perhutani yang tersedia atau seluas
400.000 ha untuk ditanami kedelai 2 x tanam setahun dengan dengan hasil
rata-rata 2 ton/ha, maka akan diperoleh tambahan produksi kedelai
sebesar 800.000 ton kedelai. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan oleh
petani pesanggem (penggarap kawasan hutan) yang dibantu Kementerian
Pertanian dan Perhutani akan dapat membantu menjaga kawasan hutan serta
menambah kesejahteraan petani dari tambahan pendapatan hasil tanaman
pangan, termasuk kedelai. Namun demikian, Menteri Pertanian berpesan
agar petani LMDH ikut menjaga dan merawat pohon hutan, khususnya pohon
jati muda, disamping membudidayakan kedelai.
Pada waktu Temu Wicara dengan para petani LMDH , penyuluh pertanian,
petugas kehutanan sebanyak kurang lebih 450 orang yang berasal dari
Ngawi, Ponorogo, Blitar, dan Bojonegoro, Menteri Pertanian menyerahkan
benih kedelai kelas FS kepada ketua Kelompok LMDH dari KPH Ngawi,
Bojonegoro dan Blitar masing-masing sebesar 1 ton.
Disisi lain, Dr. Haryono,
Kepala Badan Litbang Pertanian dalam laporannya menyampaikan bahwa 1)
dari daerah Ngawi ini mudah-mudahan muncul semangat baru untuk tanam
kedelai agar dapat mendukung program swasembada kedelai 2014 melalui
kerjasama Kementerian Pertanian, Perhutani dan petani di kawasan hutan,
2) Badan Litbang Pertanian telah memiliki pengalaman dalam pengembangan
tanaman pangan khususnya padi gogo dibawah pohon hutan di daerah Blora,
3) Benih kedelai jenis FS (Benih Dasar) hasil tanaman ini sangat
potensial untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi benih SS (Benih Pokok)
dan selanjutnya benih ES (Benih Sebar) guna mendukung program
pengadaan benih JABALISIM (Jalur Benih Antar Lapang dan Musim), dan 4)
Badan Litbang Pertanian telah menfokuskan arah penelitiannya guna
mendukung 4 target sukses Kementerian Pertanian.
Kegiatan pengembangan kedelai di kawasan hutan jati ini sejalan
dengan program Bupati Ngawi untuk mengembangkan pertanian berbasis
ekonomi. Karena kedelai sangat diperlukan untuk mendukung industri
tempe. Oleh karena itu, peluang dari Perhutani yang menyediakan lahannya
di sela pohon jati muda dapat dikembangkan tanaman kedelai maupun
tanaman pangan lainnya seperti jagung dan tanaman rempah seperti jahe,
temu ireng, kunir dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo diisi yaw...